Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hai sobat, bertemu lagi nih bersamaku Inayah Al
Ilahiyah.
Btw, Aku mau bagi ilmu sobat buat kalian semua.
Semoga, ilmu ini bisa berguna dan bermanfaat buat kalian terutama yang
membutuhkannya. Dalam hal ini, Aku akan membahas tentang bahasa jurnalistik.
Bagaimana sih, bahasa jurnalistik yang baik, benar dan tepat. Ini dia sobat...
A.
Bahasa yang Tepat Makna
Ada
beberapa cara untuk menerapkan prinsip tepat makna di dalam bahasa jurnalistik,
antara lain;
1.
Kata-kata dengan
kebenaran faktual
Kata-kata dengan
kebenaran faktual adalah kata-kata yang sesuai objek empirisnya. Contoh: Cianjur
terletak di Jawa Tengah. Kalimat ini tidak tepat makna karena Cianjur
secara faktual terletak di Jawa Barat.
2.
Kata-kata dengan bentuk
gramatikal yang tepat
Yang dimaksud dengan
kata-kata dengan bentuk gramatikal yang tepat adalah kata-kata yang memiliki
bentuk gramatikal yang mendukung konsep makna yang tepat. Misalnya, secara
gramatikal kita mempunyai pasangan kata melemparkan dan melempari. Pasangan
kata-kata ini memiliki makna yang berbeda. Kata melemparkan terkandung
makna ‘objek yang bergerak’, dan pada kata melempari terkandung makna
‘objek yang diam’.
Contoh: Kebijakan
salah yang mereka melakukan tidak dapat dibiarkan. Kalimat ini tidak tepat
karena bentuk gramatikalnya salah. Yang benar menjadi Kebijakan salah yang
mereka lakukan tidak dapat dibiarkan.
3.
Pilihan dari kata-kata
bersinonim
Banyak orang berpendapat
bahwa kata-kata yang bersinonim seperti mati, wafat, meninggal, berpulang,
tewas, gugur dan mampus memiliki makna yang sama; namun sebenarnya tidak. Yang
sama hanyalah makna dasarnya, yaitu ‘yang tadinya bernyawa menjadi tidak
bernyawa lagi’.
Kata mati pada contoh
bisa dikenakan pada manusia dan pada makhluk lain yang bukan manusia. Sedangkan
kata wafat, meninggal, berpulang, gugur, tewas dan mampus hanya bisa dikenakan
pada manusia. Meskipun hal itu, keenam kata itu masih dapat dibedakan. Kata
mati tidak bisa dikenakan kepada orang yang dihormati. Kata wafat, meninggal
dan berpulang dapat dikenakan pada orang umumnya, tetapi kata gugur dikenakan
pada orang (terutama anggota tentara atau polisi) yang meninggal ketika
menjalankan tugas. Kata tewas dikenakan kepada musuh atau penjahat; sedangkan
kata mampus digunakan untuk memaki atau memarahi.
Contoh lain, mempunyai
kata bersinonim yang makna dasarnya
adalah ‘melihat’, yakni kata-kata menonton, melirik, melotot, mengintai,
mengawas, meninjau dan mengintip. Makna yang membedakannya adalah menonton
adalah melihat untuk memperoleh kesenangan; melirik adalah melihat dengan sudut
mata tanpa diketahui orang; melotot adalah melihat dengan mata terbuka lebar;
mengintai adalah melihat dengan maksud menangkap atau menerkam; mengawas adalah
melihat sebagai tugas, mengintip adalah melihat dari celah-celah sempit atau
tempat tersembunyi; dan meninjau adalah melihat ke arah kejauhan dari tempat
ketinggian.
4.
Menghindari dari bentuk ambiguity
Ambiguiti adalah bentuk
frase atau kalimat yang mempunyai potensi untuk ditafsirkan memiliki lebih dari
satu makna.
Contoh : Anggodo
adiknya Anggoro
Dalam hal ini, dapat
ditafsirkan bermakna seperti Anggodo itu adik sedangkan Anggoro itu kakak; atau
Anggodo itu kakak sedangkan Anggoro itu adik.
5.
Susunan kalimat yang
cermat
Sebuah kalimat yang
berdiri sendiri minimal harus mempunyai unsur subjek dan unsur predikat. Jika
harus ada objeknya kalau unsur predikat berupa kata kerja aktif transitif.
Sedangkan unsur keterangan (tempat, waktu, cara dan sebagainya) boleh ada boleh
tidak. Sesuai dengan keperluanyaa.
Dalam menerapkan prinsip
tepat makna, maka unsur subjek dan predikat harus ada. Jika salah satu tidak
ada maka ketepatan makna kalimat menjadi terganggu.
Udah
dulu ya sobat, untuk hari ini. Aku minta maaf, apabila
ada kata-kata yang kurang berkenan dihati kalian. Karena, kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. semata. Aku tunggu sobat, saran dan koment dari kalian karena dengan itu,
Aku bisa memperbaiki penulisanku ini. Sampai berjumpa lagi sobat, dipertemuan
yang akan datang. See you.
Wasslamu’alaikum
Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar