Senin, 08 Mei 2017

Bahasa Tepat Makna



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hai sobat, bertemu lagi nih bersamaku Inayah Al Ilahiyah.
Btw, Aku mau bagi ilmu sobat buat kalian semua. Semoga, ilmu ini bisa berguna dan bermanfaat buat kalian terutama yang membutuhkannya. Dalam hal ini, Aku akan membahas tentang bahasa jurnalistik. Bagaimana sih, bahasa jurnalistik yang baik, benar dan tepat. Ini dia sobat...

A.    Bahasa yang Tepat Makna
 Ada beberapa cara untuk menerapkan prinsip tepat makna di dalam bahasa jurnalistik, antara lain;

1.    Kata-kata dengan kebenaran faktual
Kata-kata dengan kebenaran faktual adalah kata-kata yang sesuai objek empirisnya. Contoh: Cianjur terletak di Jawa Tengah. Kalimat ini tidak tepat makna karena Cianjur secara faktual terletak di Jawa Barat.

2.    Kata-kata dengan bentuk gramatikal yang tepat
Yang dimaksud dengan kata-kata dengan bentuk gramatikal yang tepat adalah kata-kata yang memiliki bentuk gramatikal yang mendukung konsep makna yang tepat. Misalnya, secara gramatikal kita mempunyai pasangan kata melemparkan dan melempari. Pasangan kata-kata ini memiliki makna yang berbeda. Kata melemparkan terkandung makna ‘objek yang bergerak’, dan pada kata melempari terkandung makna ‘objek yang diam’.
Contoh: Kebijakan salah yang mereka melakukan tidak dapat dibiarkan. Kalimat ini tidak tepat karena bentuk gramatikalnya salah. Yang benar menjadi Kebijakan salah yang mereka lakukan tidak dapat dibiarkan.

3.    Pilihan dari kata-kata bersinonim
Banyak orang berpendapat bahwa kata-kata yang bersinonim seperti mati, wafat, meninggal, berpulang, tewas, gugur dan mampus memiliki makna yang sama; namun sebenarnya tidak. Yang sama hanyalah makna dasarnya, yaitu ‘yang tadinya bernyawa menjadi tidak bernyawa lagi’.
Kata mati pada contoh bisa dikenakan pada manusia dan pada makhluk lain yang bukan manusia. Sedangkan kata wafat, meninggal, berpulang, gugur, tewas dan mampus hanya bisa dikenakan pada manusia. Meskipun hal itu, keenam kata itu masih dapat dibedakan. Kata mati tidak bisa dikenakan kepada orang yang dihormati. Kata wafat, meninggal dan berpulang dapat dikenakan pada orang umumnya, tetapi kata gugur dikenakan pada orang (terutama anggota tentara atau polisi) yang meninggal ketika menjalankan tugas. Kata tewas dikenakan kepada musuh atau penjahat; sedangkan kata mampus digunakan untuk memaki atau memarahi.
Contoh lain, mempunyai kata bersinonim yang makna  dasarnya adalah ‘melihat’, yakni kata-kata menonton, melirik, melotot, mengintai, mengawas, meninjau dan mengintip. Makna yang membedakannya adalah menonton adalah melihat untuk memperoleh kesenangan; melirik adalah melihat dengan sudut mata tanpa diketahui orang; melotot adalah melihat dengan mata terbuka lebar; mengintai adalah melihat dengan maksud menangkap atau menerkam; mengawas adalah melihat sebagai tugas, mengintip adalah melihat dari celah-celah sempit atau tempat tersembunyi; dan meninjau adalah melihat ke arah kejauhan dari tempat ketinggian.

4.    Menghindari dari bentuk ambiguity
Ambiguiti adalah bentuk frase atau kalimat yang mempunyai potensi untuk ditafsirkan memiliki lebih dari satu makna.
Contoh : Anggodo adiknya Anggoro
Dalam hal ini, dapat ditafsirkan bermakna seperti Anggodo itu adik sedangkan Anggoro itu kakak; atau Anggodo itu kakak sedangkan Anggoro itu adik.

5.    Susunan kalimat yang cermat
Sebuah kalimat yang berdiri sendiri minimal harus mempunyai unsur subjek dan unsur predikat. Jika harus ada objeknya kalau unsur predikat berupa kata kerja aktif transitif. Sedangkan unsur keterangan (tempat, waktu, cara dan sebagainya) boleh ada boleh tidak. Sesuai dengan keperluanyaa.
Dalam menerapkan prinsip tepat makna, maka unsur subjek dan predikat harus ada. Jika salah satu tidak ada maka ketepatan makna kalimat menjadi terganggu.


Udah dulu ya sobat, untuk hari ini. Aku minta maaf, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati kalian. Karena, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. semata. Aku tunggu sobat, saran dan koment dari kalian karena dengan itu, Aku bisa memperbaiki penulisanku ini. Sampai berjumpa lagi sobat, dipertemuan yang akan datang. See you.
Wasslamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar