Referensi
1
Siswa SD Al Falah Juarai Kontes
Robot
Kamis, 20 Apr 2017 18:05 | editor
: Suryo Eko Prasetyo
Tim Robotik SD Al Falah Surabaya berhasil menyabet juara I
dan II ASEAN MATE Underwater Robot Competition 2017 di Lapangan KONI pada 15–16
April. (Antin Irsanti/Jawa Pos/JawaPos.com)
JawaPos.com – Prestasi siswa Surabaya semakin moncer di
kompetisi internasional. Salah satunya SD Al Falah Surabaya. Mereka baru saja
memenangi ASEAN Marine Advance Technology Education (MATE) Underwater Robot
Competition 2017 untuk kategori scout (pemula).
Dalam kompetisi yang diselenggarakan di kolam
renang KONI Jatim itu, SD Al Falah mengirimkan dua tim. Yakni, SDELFA dan KRI
Dewaruci. Keduanya berhasil menyabet juara I dan II dalam kategori tersebut.
SDELFA terdiri atas lima siswa. Yakni, Adrian
Maulana Syafar Putra Triar, Hernawan Santosa, M. Akbar Dzakwansyah Yusuf, Zidan
Yusra Pranata, dan Salwa Malwiya. Mereka masih kelas IV SD, kecuali Salwa yang
saat ini kelas V. Meski demikian, kemampuan tim tersebut dalam mengendalikan
robot mengantarkan mereka menjadi juara dalam kompetisi itu.
Di kedalaman air tersebut, tim harus menyelesaikan
tantangan yang telah disediakan. Di antaranya, memasukkan kubus ke dalam check
point, mengambil item kecil seperti gelang dan bola untuk digiring ke check
point, menutup panel dengan kotak, dan menghidupkan alarm kubus dengan sensor
magnetik. ”Sebelum itu, ada presentasi pakai bahasa Inggris,” ujar Adrian
Maulana Syafar Putra Triar.
Untuk presentasi, Adrian dan kawan-kawan berbagi
tugas. Ada yang menjelaskan bentuk, bahan rangka, mesin, hingga kekuatan dan
keunggulan robot. Setelah itu, mereka melakukan sesi tanya jawab dengan para
juri.
Namun, kompetisi sesungguhnya berada di dalam air.
Underwater robot terhubung dengan remote control melalui kabel. Di atas remote
control, ada layar yang memperlihatkan jalannya robot. Nah, siswa menjalankan
robot melalui layar tersebut.
Adrian menyatakan, mereka mendapat waktu lima menit
untuk persiapan. Waktu maksimal untuk menyelesaikan misinya 15 menit. Menurut
Adrian, tantangan tersebut cukup mudah dilalui. ”Karena sudah sering berlatih,”
ungkapnya.
Dalam perlombaan tersebut, mereka harus menghadapi
tim dari berbagai negara. Ada yang dari Thailand, Singapura, Malaysia,
Tiongkok, dan Indonesia. Namun, karena sudah sering mengikuti perlombaan
serupa, tim SD Al Falah tidak gentar.
Sementara itu, tim KRI Dewaruci berada di posisi
juara II dalam perlombaan tersebut. Mereka sempat terkendala pada tantangan
membawa benda kecil ke check point. Namun, akhirnya tetap bisa membawa pulang
piala dan sertifikat laga tingkat Asia Tenggara itu. (ant/c6/nda/sep/JPG)
Referensi
2
Juara Robot di
Olympiad of Quran, Art, and Technology 2017
Senin, 08 May 2017 03:28 | editor : Suryo Eko Prasetyo
Rizky Ramadani Putra (kanan) dan Rizieq Muhammad Maulidi
(kiri) menunjukkan robot hasil karya mereka. (Umar Wirahadi/Jawa
Pos/JawaPos.com)
JawaPos.com – Setelah menekan tombol power, dua robot bergerak
lincah di lintasan yang berbeda. Lajunya cepat dan zig-zag mengikuti lintasan
trek di atas karpet yang disiapkan. Robot juga mampu mengangkat barang dan
memindahkannya ke tempat lain.
Keduanya diberi nama robot line trace analog atau
robot pengikut lintasan garis dengan kecepatan tinggi. Robot tersebut merupakan
hasil karya anak-anak SMP Muhammadiyah 12 GKB. ’’Dua-duanya sama-sama bisa
angkut beban. Sehingga nama lainnya robot transportasi,’’ kata Rizky Ramadani
Putra kepada Jawa Pos Sabtu (6/5).
Bocah 12 tahun itu adalah perancang robot tersebut.
Robot itu disebut robot line trace analog karena bisa bergerak lincah secara
otomatis mengikuti trek dalam medan. Dia mengklaim robot line trace analog bisa
menjadi prototiperobot pengangkut beban berat.
Selain Rizky Ramadani Putra, siswa lain yang terlibat
dalam proyek kreatif itu adalah Rizieq Muhammad Maulidi, 13. Keduanya bekerja
keras selama tiga bulan demi menyelesaikan robot tersebut. ’’Saya dan Rizky
memang punya kesamaan hobi utak-atik elektronik. Termasuk bikin robot,’’
tuturnya.
Yang membanggakan, robot karya mereka berhasil
menjadi juara di ajang The International Olympiad of Quran, Art, and Technology
(OLYQ) 2017. Event pada 26-27 April itu diselenggarakan di Bandung. ’’Kami
tidak menyangka bisa menang. Saingannya ketat,’’ ucap Rizky. Selain Indonesia,
peserta datang dari Malaysia, Thailand, dan Singapura. Lomba diikuti sekitar
100 tim. (mar/c15/ai/sep/JPG)
Referensi 3
Kisah Mengagumkan Naufal Raziq, Bocah Aceh Penemu Energi Listrik dari Pohon Kedondong
Minggu,
14 May 2017 10:02 | editor : Yusuf Asyari
Naufal Raziq, 15, dan pohon
listriknya di Jakarta, (10/5). (SYAHRIR LANTONI/INDOPOS)
JawaPos.com -
Energi baru dan terbarukan di Indonesia belum banyak ditemukan. Namun, sebuah
penemuan membanggakan lahir dari seorang bocah asal Aceh. Naufal Raziq berhasil
menemukan energi listrik dari pohon kedondong pagar. Bagaimana kisahnya?
Syahrir Lantoni, JAKARTA
NADA bicaranya teratur, penjelasannya
runtut. Usianya baru 15 tahun, tapi layaknya sudah dewasa. Namanya Naufal
Raziq. Walau hanya bocah Kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Negeri, tapi dia adalah
penemu energi listrik dari pohon kedondong (Spondias Dulcis Forst).
Rabu (10/5) lalu, INDOPOS (Jawa Pos
Group) menemui Naufal dan ayahnya di kawasan Tebet Jakarta Selatan. Saat
berbincang, siswa kelas III MTS Negeri Langsa Lama, Kota Langsa, Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) itu cukup cekatan menjelaskan penemuan energi listrik dari
dalam batang pohon kedondong pagar.
Naufal juga memperlihatkan tiga pohon
yang sudah dipermak menjadi sumber listrik. Energi listrik dari pohon kedondong
itu biasa menjadi pagar halaman rumah warga di Langsa. Untuk menghasilkan
energi listrik, pohon itu dipasangi rangkaian yang terdiri pipa tembaga,
batangan besi, kapasitor, dan dioda.
Temuan Naufal menghasilkan daya sebesar
0,5–1 Volt per elektroda dari dipasang pada rangkaian pohon kedondong. Menurut
Naufal, arus listrik yang dihasilkan sangat bergantung kepada kadar keasaman
pohon. Ini melalui beberapa evaluasi dan perbaikan, pohon listrik itu telah
menerangi puluhan rumah di Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Langsa,
Aceh, untuk pencahayaan lampu pada malam hari.
”Saya senang sekali dan bangga penemuan
ini bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar,” ujar Naufal yang mengaku
mengidolakan mantan Presiden RI B.J. Habibie dan penemu lampu pijar, Thomas
Alva Edison, ini.
Butuh waktu lama untuk menemukan energi
listrik dari pohon kedondong. Itu berawal saat dia mempelajari ilmu pengetahuan
alam dan membaca bahwa buah yang mengandung asam bisa menghantarkan listrik.
Mula-mula Naufal menguji pada buah
kentang. Setelah itu dia berpikir jika buahnya mengandung asam berarti pohonnya
juga mengandung asam. "Akhirnya saya mulai melakukan eksperimen,” ujar
bocah kelahiran Langsa, 20 Maret 2002.
Dari pohon kentang, lalu Naufal melakukan
eksperimen pada pohon mangga dan ternyata tidak layak. Setelah itu, dia mencoba
jenis pohon lainnya. ”Akhirnya saya menemukan kedondong pagar yang kadar asam
atau getahnya mampu menghantarkan listrik,” ujarnya bercita-cita ingin menjadi
ilmuwan dan masuk ITB (Institut Teknologi Bandung) itu.
Puaskah Naufal? Tidak. Karena itu kini
Naufal tengah mencari cara agar ada akselerasi daya pemulihan (recovery) energi
listrik dari pohon kedondong itu secara optimal. Sebab, dari percobaan
sebelumnya, kemampuan pemulihan dari pohon kedondong membutuhkan waktu lama dan
belum stabil.
Saat ini, putra pertama dari tiga
bersaudara pasangan Supriaman dan Ny Deski ini mengaku sedang melakukan uji
coba dengan proses penyimpanan energi dari pohon kedondong ke charger baterai
dan dari sana ke lampu atau mirip proses solar cell.
”Saya berharap nyala lampu bisa stabil
karena pada proses sebelumnya dengan langsung dari pohon ke lampu, energinya
tidak stabil dan lama kelamaan drop serta recovery secara alaminya lambat
sekali,” jelasnya.
Penemuan Naufal ini memang tidak datang
begitu saja. Bahkan tidak hanya dari sekolah. Dukungan sang ayah sangat
membantu dalam percobaannya tersebut. ”Kebetulan ayah bekerja di bidang
elektronika. Jadi sedikit banyak saya tahu alat-alat elektronik,” ujarnya.
Ayah Naufal, Supriaman mengatakan, saat
ini sejumlah pihak menjajaki kerja sama dalam pengembangan energi pohon listrik
temuan anaknya. Namun, semua dikembalikan kepada PT Pertamina EP, anak usaha PT
Pertamina (Persero).
”Kalau mau kerja sama dengan Naufal,
silakan berbicara dengan Pertamina EP karena aktivitas Naufal terkait pohon
listrik ini juga berkat bantuan dari Pertamina EP Aset I Field Rantau,”
ujarnya.
Pertamina EP memang telah mendukung
penemuan Naufal, termasuk komitmen menyekolahkan dia hingga perguruan tinggi.
”Pertamina EP juga telah membantu pengurusan hak paten pembangkit listrik
menggunakan pohon kedondong dari Kementerian Hukum dan HAM,” ujar Supriaman.
Manajer Humas Pertamina EP, Muhammad
Baron mengatakan, Pertamina EP Aset I Field Rantau membantu pengembangan energi
listrik dari pohon kedondong menuju skala yang lebih besar, terutama untuk
menerangi kampungnya yang memang belum tersentuh jaringan listrik. Apalagi,
Naufal memang berasal dari Tampur Paloh, dusun yang jauh di pedalaman pelosok
Aceh.
Menurut Baron, penemuan Naufal merupakan
kisah sukses sinergi antara Pertamina dan masyarakat dalam menciptakan inovasi
yang memberikan solusi bagi permasalahan yang ada. Ini perlu dicontoh oleh
daerah-daerah lain di Indonesia.
”Naufal ini discovery untuk bangsa. Kami
akan mendukung apabila muncul Naufal-Naufal lain dari wilayah kerja Pertamina
EP lainnya demi kemandirian energi nasional,” katanya. (yuz/JPG)
Referensi 4
Inspiratif!
4 Siswa SMA RI Raih Penghargaan Riset Dunia
Rabu 24 Mei 2017, 18:20 WIB
Nograhany Widhi K - detikNews
4 Siswa SMA Indonesia meraih penghargaan riset dari lembaga riset dunia
(Kemendikbud)
Jakarta - Di tengah masalah
yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, 4 siswa SMA ini berbicara dengan
prestasi. Hingga lembaga riset dunia memberikan penghargaan pada mereka.
Adalah Made Radikia
Prasanta dan Bagus Putu Satria Suarima, peneliti muda sekaligus siswa penerima
Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari SMA Negeri Bali Mandara Provinsi Bali meraih
penghargaan khusus dari American Meteorological Society.
Karya
penelitian Radikia dan Satria yang berjudul "Smart Digital Psychrometer
For Forecasting Local Weather" tentang alat prediksi cuaca dengan radius
10 kilometer yang diharapkan dapat membantu petani di wilayahnya yang sangat
tergantung dengan cuaca.
Penghargaan
khusus lainnya juga diraih oleh Azizah Dewi Suryaningsih dari SMA Negeri 1
Yogyakarta dengan judul penelitian "Bamboo Forest as a natural Levee of
Pyroclastic Flows in Merapi Volcano". Penghargaan khusus yang diterima
oleh Azizah diberikan oleh The American Geosciences Institute.
Sementara itu,
Latifah Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras Boyolali, Jawa Tengah dengan karya
penelitiannya di bidang Social and Behavioral Science yang berjudul
"Neglected Children. Case study of public attitudes toward children with
HIV AIDS in Surakarta" sukses menjadi pemenang keempat pada Grand Award
Intel-International Science and Engineering Fair (ISEF). Selain penghargaan
utama, Latifah juga memperoleh penghargaan sebagai Honorable Mentions dari
American Psychological Association.
Sebanyak 1.778
hasil karya penelitian siswa sekolah menengah atas dari 78 negara telah
dipamerkan dan dinilai oleh dewan juri pada tanggal 14 sampai dengan 19 Mei
2017 di ajang Olimpiade penelitian tingkat internasional Intel-ISEF di Los
Angeles Convention Center, California, Amerika Serikat.
Delegasi
Indonesia untuk Intel-ISEF tahun 2017 menampilkan 8 karya penelitian dari SMA
yang telah diseleksi melalui kompetisi tingkat nasional, yaitu Olimpiade Penelitian
Siswa Indonesia (OPSI) yang dibina oleh Direktorat Pembinaan SMA Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR)
yang dibina oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2016.
"Nuansa
kompetisi tidak terlihat selama event kecuali semangat berbagi informasi karya
penelitian sekaligus menciptakan networking baru di antara para peneliti muda
dari berbagai negara. Inilah dampak terpenting dari keikutsertaan pada event
ini," demikian disampaikan profesor Tineke Mandang dari Institut Pertanian
Bogor (IPB) yang ikut mendampingi para delegasi Indonesia ke Intel-ISEF.
Sementara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan
rasa bangga terhadap pencapaian para siswa delegasi olimpiade penelitian
internasional. Diharapkannya ke depan, melalui KIP tidak ada lagi hambatan bagi
anak-anak Indonesia berprestasi.
"Semakin
hari semakin nyata bisa kita lihat hasil dari program Indonesia pintar ini.
Anak-anak yang tidak mampu tetapi memiliki potensi luar biasa sudah bisa
menunjukkan prestasinya berkat akses pendidikan yang baik," diungkapkan
Menteri Muhadjir usai penyerahan KIP di Malang, Jawa Timur dalam rilis yang
diterima, Rabu (24/5/2017).
(nwk/try)
(nwk/try)
Referensi 5
"Mekar Pribadi" Selenggarakan Festival Anak Bangsa Ke-8
Rabu, 09 November 2016 | 23:05 WIB
Ketua KPK Agus Rahardjo (tengah) saat membuka Festival Anak Jujur 2016 di
Ecovention, Ancol, Jakarta, 31 Agustus 2016. Acara yang digelar selama dua hari
oleh KPK ini bertujuan untuk menumbuhkan karakter antikorupsi yang
berintegritas kepada anak sejak dini yang diikuti sebanyak 3.000 anak dari 50
taman kanak-kanak dan 50 sekolah dasar di Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan
"Mekar Pribadi" yang bergerak di bidang pendidikan dan budaya akan
menyelenggarakan kegiatan "Festival Anak Bangsa" ke-delapan pada 19-20 November 2016 di Teater Kecil Taman
Ismail Marzuki Jakarta dengan tema "Ayo cintai lingkungan".
"Kegiatan tahunan ini kami selenggarakan untuk menyambut Hari Anak Sedunia yang jatuh setiap tanggal 20 November. Adapun pemilihan tema
terkait lingkungan dimaksudkan agar generasi muda lebih peduli kepada
lingkungan," kata Ketua Yayasan Mekar Pibadi Oetari Noor Permadi kepada
pers di Jakarta, Rabu, 9 November 2016.
Menurut Oetari, Festival Anak Bangsa 2016 dilaksanakan dengan kegiatan workshop (lokakarya), seminar,
pertunjukan (pentas), dan lomba yang diikuti anak usia TK hingga SMA serta
sekolah internasional di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek) serta wakil dari beberapa daerah.
Ia juga menjelaskan, dunia masa kini semakin tanpa batas, seolah-olah
seperti sebuah kampung yang besar, dan pengaruh baik-buruknya juga berlipat
ganda, sehingga anak-anak Indonesia perlu dipersiapkan supaya cerdas lintas
budaya serta agar mereka bisa memelihara harmoni dunia.
Di sisi lain, seni mengajarkan keindahan dan semua orang bisa merasakan
keindahan meskipun berbeda adat maupun bahasanya. Selain itu, melalui seni,
anak-anak belajar untuk percaya diri serta bisa bekerja sama dan saling
menghargai berbagai budaya.
"Dengan demikian pikiran mereka dapat lebih terbuka. Wawasannya
juga bisa lebih luas dan lebih cakap ketika berhadapan dengan bangsa-bangsa
lain," kata Ketua Yayasan Mekar Pribadi itu sambil menambahkan bahwa
kegiatan Festival Anak Bangsa mendapat dukungan dari beberapa kementerian dan lembaga terkait.
Mantan penyiar TVRI itu juga menyebutkan beberapa kegiatan yang menarik
pada Festival Anak Bangsa 2016 seperti seminar investasi film, workshop origami (seni
melipat kertas) daur ulang, dan pentas "harmoni dunia" berupa
kolaborasi seniman Amerika-Indonesia, yakni Paula Jeanine Bennet dan Kelompok
Musik Mahagenta.
Dalam kaitan dengan Festival Anak Bangsa yang sarat dengan muatan seni dan budaya itu, Oetari mengutip
kata-kata bijak yang menyatakan "seni adalah sarana ampuh untuk
meningkatkan gairah belajar siswa, bahkan siswa yang dianggap bermasalah akan
memiliki prestasi setelah ia merasa dihargai dalam kegiatan seni".
Ketua Yayasan Mekar Pribadi yang dalam perbincangannya didampingi
pelukis ternama Goes Noeg itu juga mengemukakan rencana pihaknya untuk
menyelenggarakan "Lomba melukis anak sedunia" yang akan diikuti siswa
TK, SD, dan SMP dari mancanegara pada Juni dan Juli 2017.
Kegiatan lomba melukis bagi anak-anak sedunia itu mendapat dukungan dari
Kementerian Luar Negeri dan kementerian terkait serta merupakan bagian penting
dari diplomasi budaya guna mengembangkan rasa menghargai budaya bangsa-bangsa
di dunia, termasuk budaya Indonesia.
ANTARA
Referensi 6
Peduli Pendidikan, Sun Life Gelar Edufair School Roadshow
Sun Life mengadakan Edufair School Roadshow. Kegiatan ini untuk menambah
wawasan para ibu terhadap pentingnya pendidikan. Foto/SINDOnews/Rina Anggraeni
JAKARTA - KORAN SINDO, Tabloid Genie/Mom & Kiddie dan
Majalah Just for Kids bersama Sun Life mengadakan Edufair School
Roadshow. Kegiatan ini untuk menambah wawasan para ibu terhadap pentingnya
pendidikan.
Chief Marketing Sun Life Financial Shierly Ge
mengatakan, acara ini merupakan lanjutan dari acara tahun lalu. Tujuannya
memberikan informasi mengenai sekolah yang tepat dan berkualitas untuk anak.
"Sebenarnya ini acara lanjutan kita mau
menyediakan wadah, di mana sekolah-sekolah di Jakarta bertemu dengan orang tua
murid. Sun Life sih sendiri membantu keluarga indonesia dalam mencapai
finansial yang cukup," ujar Shierly di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Menurut dia, pendidikan Indonesia masih rendah.
Oleh karena itu, Sun Life pun ingin meningkatkan pendidikan Indonesia.
"Kalau kita lihat pendidikan Indonesia masih
rendah nah kita ingin meningkatkannya. Supaya orang tua bisa mendapatkan
pendidikan yang tepat untuk anak-anak," katanya
Nantinya, acara ini akan digelar di 26 sekolah
formal maupun Informal. Dengan beberbagai tema pilihan yang cocok untuk
anak-anak
"Ada 20 sekolah formal dan 6 sekolah informal.
Nanti topiknya berbeda kalau hari ini education cooking," tukasnya.
Acara tersebut akan dihibur oleh April Jasmine, dan
juga ada demo masak dari Chef Brian. Termasuk beberapa make up tutorial
yang cocok di pakai oleh ibu-ibu serta beberapa talkshow menarik.
(poe)
Referensi 7
Berprestasi dan Peduli Sesama Lewat Pramuka
Saat penutupan kegiatan Lomba Giat
Prestasi Penegak (LGPP) dalam rangka Milad Dewan Kerja Ranting Banjarnegara di
alun alun Banjarnegara belum lama ini. (Dok. UGC CNN Student/Rakhmat Nur Ilmi)
Banjarnegara, CNN Indonesia -- Gerakan Pramuka merupakan
sarana yang tepat dan pas untuk membentuk karakter kaum muda di tengah kemajuan
zaman yang semakin tidak karuan. Begitu kata Sekretaris Kwartir Ranting
Kecamatan Banjarnegara Rowi saat menutup rangkaian kegiatan Lomba Giat Prestasi
Penegak (LGPP) dalam rangka Milad Dewan Kerja Ranting Banjarnegara di alun alun
Banjarnegara belum lama ini.
"Lewat kegiatan Lomba Giat Prestasi Penegak
ini mari kita pupuk kebersamaan dalam kekeluargaan menyongsong era Pramuka baru
yang santun, berkarakter dan bermartabat dalam setiap tingkah laku,"
katanya. Lebih lanjut dia menambahkan, proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka
dinilai ampuh dan tepat untuk membentengi ahlak, perilaku dan attitude generasi
muda di tengah kemerosotan moral yang akhir-akhir ini marak terjadi.
Ketua panitia kegiatan Sinto mengatakan, Lomba Giat
Prestasi Pramuka Penegak merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan untuk
menambah gairah dalam proses pembinaan generasi muda lewat kepramukaan di
sekolah. “Kegiatan ini diikuti oleh ratusan Pramuka penegak perwakilan Gugus
Depan pangkalan SMA/SMK/MA sekecamatan Banjarnegara yang bermuara pada satu
tekad yakni kebersamaan dalam satu pramuka,” katanya.
Dalam LGPP tersebut diperlombakan beberapa mata
kegiatan seperti Lomba Video Profil Gugus Depan, Pioneering, Khitobah,
Ketangkasan Scouting Skill, Bola Kolong, Pentas Seni Budaya, dan Parade
Pramuka. Selain itu digelar juga aksi Pramuka Peduli sesama lewat Donor Darah
Masal dan aksi pungut sampah di Komplek alun alun kota.
Lewat perjuangan dan persaingan yang sengit di
semua mata lomba, hasil rekapitulasi kegiatan menempatkan Gugus Depan Putra
Putri Ahmad Dahlan Pangkalan SMU Muhammadiyah 1 Banjarnegara menjadi yang
terbaik dan berhak membawa pulang trophy Juara Umum. (ded/ded)
Referensi 8
Risma: Berkat Guru, 5.422 Prestasi Diraih Siswa Surabaya hingga 2016
Laporan Denza
Perdana | Minggu, 27 November 2016 | 14:02 WIB
Defile puluhan ribu guru Surabaya
dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional ke-23 di Gelora 10 November 2016,
Minggu (27/11/2016). Foto: Humas Dispendik Surabaya
suarasurabaya.net -
Sebanyak 37.238 guru dan tenaga kependidikan se-Surabaya mengikuti puncak Hari
Guru Nasional ke-23 bertajuk "Apresiasi Guru (APG) 2016," di Gelora
10 November, Minggu (27/11/2016).
Para guru
mengikuti kegiatan APG 2016 dimulai dari defile (konvoi) guru dari segala
bidang, senam PGRI, sampai pertunjukkan drama kolosal yang diikuti 800 guru
dengan judul "Jasamu Guru.
Tri Rismaharini
Wali Kota Surabaya hadir dalam acara ini mengapresiasi peran guru dalam
membimbing anak-anak didiknya. Menurutnya, berkat peran para guru, sudah tidak
terdengar lagi tawuran pelajar di Surabaya.
"Kami
beserta jajaran SKPD mengucapkan terima kasih kepada guru. Karena perannya, anak
Surabaya memiliki kepribadian sikap sopan santun," ujar Risma di hadapan
puluhan ribu guru.
Risma juga
berujar, dedikasi guru di Surabaya telah meningkatkan indeks pembangunan
manusia (human development index/HDI) di Surabaya. Kalau pada 2010 lalu HDI Surabaya
di bawah Jakarta, pada 2016 ini HDI Surabaya tertinggi di Indonesia.
Tantangan guru
di masa depan, kata Risma, bagaimana menyiapkan anak-anak Surabaya mampu
bersaing di era masyarakat ekonomi Asean (MEA). "Lawan kita sesungguhnya
di luar sana," ujarnya.
Risma juga
megapresiasi kerja keras guru di Surabaya yang sehingga prestasi siswa Surabaya
meningkat dari periode 2014-2015 sebanyak 5.334 prestasi menjadi 5.422 prestasi
pada periode 2015-2016.
Sebelumnya,
wali kota perempuan pertama di Surabaya ini berharap prestasi siswa di Surabaya
terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dia sampaikan sebagai harapan
pribadinya di usianya yang ke-55 tahun pada November 2016 ini.
Ikhsan Kepala
Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya menjelaskan, tema APG 2016 ini
adalah Tatag, Teteg, Tutug Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya.
Dia
menjelaskan, Teteg, Tatag dan Tutug berarti yakin dan berani dalam mencapai
sebuah tujuan. "Tujuan guru di Surabaya, mewujudkan Surabaya sebagai
barometer pendidikan nasional," ujarnya. (den)
Referensi 9
Siswa
Pendidikan Menengah Harus Dibekali Keterampilan
Sumber: Antara
01
Agustus, 2016
Dua siswa SMA pada ajang lomba
tekhnologi tepat guna di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. (Antara
Foto/Muhammad Iqbal)
"Di luar
negeri, siapa yang mempekerjakan anak SMA itu melanggar Undang-Undang, yang
berhak bekerja adalah yang sudah lulus dan mengambil kursus. Tapi di Indonesia
tidak mungkin, kadang tamat SMP dan SMA sudah bekerja," ujar Muhadjir.
Untuk itu,
siswa yang mengenyam pendidikan di
sekolah menengah hendaknya juga dibekali dengan keterampilan,
sehingga bisa bekerja jika tak bisa melanjutkan pendidikan.
"Keterampilannya
harus dibekali, Kemdikbud
memberikan pilihan alternatif pendidikan
bagi siswa yang juga ingin mendapatkan keterampilan
yakni dengan SMP terbuka dan satu atap," tambah dia.
Model sekolah
seperti itu, kata Mendikbud,
harus diperbanyak karena sangat dibutuhkan masyarakat terutama di luar Jakarta.
"Mereka
juga anak bangsa, alangkah disayangkan jika hanya segelintir yang bisa
menikmati pendidikan,"
jelas Muhadjir.
Sementara itu,
Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah Kemdikbud,
Hamid Muhammad, mengatakan Kemdikbud
tidak hanya membangun SMP terbuka tetapi juga SMP satu atap.
"Kami
menyiapkan juga SMP satu atap yang diintegrasikan dengan SD. Konsepnya untuk
mengganti SMP terbuka. Jumlahnya sekitar 4.600 sekolah, tetapi dibangun sekolah
satu atap. Mereka juga akan dibekali dengan keterampilan,"
kata Hamid.
Pihak Kemdikbud
juga menyiapkan SMP satu atap untuk wilayah tertinggal, terluar dan terpencil
dengan jumlah sekitar 5.000 sekolah. Dengan demikian, Hamid berharap semakin
besar kesempatan bagi anak-anak Indonesia untuk mengenyam pendidikan.
Lomojari 2016
terdiri dari dua kategori yakni akademik dan keterampilan.
Bidang akademik diikuti 32 SMP terbuka dari 31 SMP terbuka di Indonesia dan
luar negeri. Sementara pada bidang keterampilan,
diikuti 45 SMP terbuka dari seluruh Indonesia.
Hamid berharap
dengan adanya lomba tersebut dapat membuat peserta didik SMP Terbuka dan SMP
Satu Atap bersemangat dan berprestasi serta dapat menyalurkan minta dan bakat
mereka.
(tirto.id - rat/rat)
Referensi
10
Siswa Jepang Adakan Latihan Evakuasi
Ahad , 04 June 2017, 18:13 WIB
Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi
Maharani
Foto rilis dari pemerintah Korea Utara menggambarkan Kim Jong Un
meninjau percobaan rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) diluncurkan
militer Korea UtaraKC
REPUBLIKA.CO.ID,
ABU - Sekitar 100 siswa dan orang tua mereka berkumpul di lapangan sebuah
sekolah dasar di Kota Abu, Jepang, pada Ahad (4/6). Mereka kemudian berlarian
ke gedung gimnasium setelah sebuah alarm berbunyi untuk memperingatkan adanya
serangan rudal.
"Sirene
berdering mendadak saat kami memetik rumput, sehingga membuatku takut,"
kata Taison Ito, siswa kelas lima SD yang masih berusia 10 tahun.
Ito dan
temen-temannya sedang melangsungkan latihan evakuasi yang dilakukan di sejumlah
sekolah di seluruh bagian kota. Latihan yang melibatkan 3.500 orang ini juga
dilengkapi dengan simulasi serangan rudal dari Korea Utara.
"Hal ini
adalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari," kata orang
tua Ito, Kanako Ono, yang ikut berpartisipasi dalam latihan.
Di Kota Abu,
pejabat sekolah mengatakan kepada anak-anak bahwa mereka dapat mengungsi ke
gimnasium dalam waktu sekitar tiga menit. "Itu cara yang baik untuk
membuat mereka mengerti bagaimana cara mengevakuasi diri. Tapi sekali lagi itu
tidak terasa sangat realistis," ungkap Ono.
Ono
menambahkan, berita tentang Korea Utara dan uji coba rudalnya selalu menghiasai
surat kabar dan di TV Jepang. Selain Abu, banyak kota-kota di Jepang yang
mengambil langkah untuk bertahan meski mereka berharap serangan rudal Korea
Utara tidak akan terjadi.
Pakar keamanan
mengatakan, latihan tersebut tidak akan melindungi semua penduduk dari rudal
balistik. Akan tetapi prosedur evakuasi dalam simulasi itu akan membantu warga
untuk bertahan dalam serangan yang sebenarnya.
"Sulit
untuk mengatakan berapa banyak orang yang dapat terselamatkan dan berapa besar
efeknya. Tapi, jika ada kesadaran yang semakin meningkat dan prosedur dasar
yang telah dipahami, tingkat kelangsungan hidup pasti akan lebih tinggi,"
kata pakar keamanan Jepang, Laksamana Yoji Koda.
Referensi
11
Semua Sekolah di Bantul Diarahkan
Jadi Sekolah Siaga Bencana
Kamis , 18 May 2017, 16:38 WIB
Red: Esthi Maharani
Pengenalan siaga bencana, salah satu kegiatan siswa SMP / Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pendidikan,
Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan
mengarahkan semua sekolah menjadi sekolah siaga bencana agar siswa dan guru
lebih siap menghadapi bencana.
"SSB (sekolah siaga bencana) suatu
keniscayaan, jadi di Bantul Insya Allah seluruh sekolah akan kami
arahkan menjadi SSB," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
Bantul Totok Sudarto usai peresmian SSB di SD Pandak Bantul, Kamis (18/5).
Menurut dia, arahan agar semua sekolah di Bantul
menjadi SSB karena Bantul erat kaitannya dengan ancaman bencana terutama gempa
bumi yang dapat menimbulkan tsunami juga banjir dan angin kencang.
"Makanya bencana ini harus kita antisipasi
kalau sekiranya ada bencana maka anak kita sudah bisa antisipasi sehingga
mereka sudah siaga, tanggap terhadap bencana itu," katanya.
Ia menambahkan walaupun segala macam bencana tidak
diinginkan terjadi, tetapi manakala semua pihak baik siswa dan guru sudah
dilatih keterampilan bagaimana bisa menyelamatkan diri sendiri dan sekitarnya
ketika ada bencana.
"Itu harus diikuti oleh para insan pendidikan
guru dan anak kita, mengingat anak kita itu berada di sekolah dalam bangunan
sejak pagi hingga siang. Ini suatu keniscayaan agar anak-anak kita bisa
menyelamatkan diri," katanya.
Totok mengatakan dari ratusan sekolah baik sekolah
dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Bantul, sudah ada empat SSB
yang meliputi dua SD dan dua SMP, sehingga ke depan jumlahnya akan terus
ditingkatkan.
"Insya Allah nanti sekolah-sekolah yang
lain akan kita tingkatkan menjadi SSB, sebenarnya pada waktu lalu semua sekolah
sudah diajarkan mitigasi bencana, tetapi yang sudah meluncurkan baru dua SD dan
dua SMP," katanya.
Ia juga mengatakan SSB sudah masuk dalam Kurikulum
Pendidikan 2013 secara tematik sehingga setiap pembelajaran di sekolah sudah
ada tema yang menyangkut hal itu dan didalamnya bahas tentang kebencanaan.
Sumber :
antara
Referensi
12
Delapan SD di Bekasi Bakal ‘Dimerger’
Minngu, 17 Mei 2015| 02:01 WIB
Ririn
Indriani
Sekolah di atas tanah
Suara.com -
Dinas Pendidikan Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat akan menggabungkan delapan
sekolah dasar (SD) di daerah ini, karena dinilai usia bangunan yang sudah tua
dan rawan roboh.
"'Merger'
SD ini Untuk membenahi sarana dan prasarana sekolah yang usianya sudah puluhan
tahun berdiri serta rawan roboh, bukan karena siswanya sedikit," kata
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Ujang Tedy Supriatna, di
Bekasi, Sabtu (16/5/2015).
Faktor lain
penggabungan delapan SD itu, karena jumlah tenaga pengajar yang relatif
sedikit.
"Malahan
jumlah SD yang diusulkan oleh unit dinas teknis untuk dimerger lebih dari
delapan," katanya lagi.
Tedy
menegaskan, bangunan sekolah itu sudah terlampau tua, karena rata-rata dibangun
pada tahun 1980-an.
Namun pihaknya
belum mau mengungkapkan nama sekolah tersebut, untuk menjaga kondusivitas
penggabungan sekolah.
Pihaknya
mengaku sudah melakukan koordinasi ke komite sekolah bersangkutan terkait
dengan rencana penggabungan delapan SD tersebut.
"Pasti
kami minta izin dulu kepada orang tua siswa, jangan sampai kami nantinya
disalahkan," imbuh Tedy.
Proses merger
ini, kata Ujang, tengah menunggu aturan surat ketetapan kepala Dinas Pendidikan
Kota Bekasi.
Secara
terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Rudi Sabarudin mengatakan, merger
delapan gedung SD itu diyakini akan membantu proses belajar mengajar siswa.
"Berdasarkan
data awal tahun 2015, sekolah yang masuk dalam daftar merger berada di 12
kecamatan dengan beragam permasalahan," jelasnya. (Antara)
Referensi 13
Referensi 14
Referensi 13
Kasus Siswa Tewas di Sekolah, Komnas PA Sebut Banyak Kelalaian
Kompas.com
- 21/09/2015, 17:04 WIB
Ketua
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mendatangi
Global Sevilla School, Kembangan, Jakarta Barat, untuk mengklarifikasi soal
tewasnya Gabriella Sheril, Senin (21/9/2015).
JAKARTA, KOMPAS.com —
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait
menyebut banyak kelalaian pihak sekolah dalam kasus kematian siswa kelas II SDN
07 Pagi Kebayoran Lama Utara, A (8), Jumat (18/9/2015) lalu.
Menurut Arist,
pihak sekolah telah mengabaikan perseteruan yang sering terjadi antara korban A
dan pelaku R (8).
"Dari
hasil cepat tim reaksi anak investigasi sejak hari Jumat lalu ditemukan
kelalaian ya, pengawasan yang tidak maksimal karena ternyata anak ini, korban
dan pelaku itu, satu tahun lebih sudah sering melakukan perseteruan dan saling
mengejek. Itu diketahui wali kelas dan pihak sekolah, tetapi itu tidak pernah
diselesaikan dengan baik," ujar Arist di Jakarta, Senin (21/9/2015).
Menurut Arist,
kelalaian lain yang dilakukan pihak sekolah adalah mengizinkan industri makanan
masuk ke dalam lingkungan sekolah untuk melakukan promosi saat jam pembelajaran
berlangsung.
"Kelalaian
yang kedua peristiwa hari Jumat itu pukul 06.30 pagi sebenarnya ada acara
promosi makanan ringan anak-anak dan makanan ringan itu yang diperlombakan
dalam lomba menggambar. Industri makanan masuk ke sekolah saja dalam jam
belajar itu sudah salah, sudah abai di situ," kata Arist.
Arist mengatakan,
jika semua unsur dalam pemeriksaan terpenuhi, kelalaian tersebut termasuk dalam
tindak pidana.
Selain
kelalaian-kelalaian tersebut, pihak sekolah juga disebut mengabaikan keinginan
korban yang ingin pindah sekolah sejak lama karena selalu di-bully.
"Apa yang
terjadi di (SDN) 07 itu adalah kelalaian yang luar biasa karena anak itu
(korban) sudah mengatakan mau pindah dari situ, tetapi tidak dijawab karena
kemiskinan orangtua, gurunya juga tidak tanggap terhadap itu, itu dianggap hal
yang cengeng," kata Arist.
Seperti
diberitakan, A (8), siswa kelas II SDN 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta
Selatan, meninggal setelah berkelahi dengan temannya, R (8), pada Jumat
(18/9/2015).
Perkelahian
antara A dan R terjadi ketika sebuah perusahaan makanan ringan menyelenggarakan
lomba mewarnai di sekolah tersebut. R diduga memukul di dada dan menendang
kepala A. (Nursita Sari)
Editor :
Kistyarini
Referensi 14
Pelajar Tanah Bumbu raih medali emas di O2SN SMP Tingkat Kalsel
“Pelajar
tersebut bernama Muhammad Sagenah dari SMPN 2 Kusan Hilir, peraih medali emas
cabang catur putera, ” kata Latif.
Editor : Kuswandi | Rabu, 01 Juni 2016 16:33
Tanahbumbu.merdeka.com
- Pelajar asal Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), berhasil meraih medali pada
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMP Tingkat Provinsi Kalimantan
Selatan ( Prov. Kalsel ) Tahun 2016, yang diselenggarakan di Kota Banjarbaru,
23 – 25 Mei 2016.
Kepala Dinas
Pendidikan Tanah Bumbu Sartono, melalui Sekretaris Dinas Pendidikan Abdul Latif
mengatakan, dari beberapa cabang olahraga yang diperlombakan dalam ajang O2SN,
satu pelajar Tanah Bumbu meraih medali emas.
“Pelajar tersebut
bernama Muhammad Sagenah dari SMPN 2 Kusan Hilir, peraih medali emas cabang
catur putera, ” kata Latif, di Tanah Bumbu, Rabu (1/6).
Selain memdapat
medali emas, dalam ajang O2SN tersebut, ada juga beberapa pelajar
Tanah Bumbu lain yang mendapat medali perunggu dan perak. Medali perak diraih
dari cabang Bola Voli Putera Puteri, Tenis Meja Putera, Bulu Tangkis Puteri,
dan Bulu Tangkis Ganda Campuran. Sedangkan untuk medali perunggu cabag atletik
puteri, diraih Wayan Suniasih, pelajar SMPN 1 Kuranji.
Dalam ajang O2SN
tersebut, Kabupaten Tanah Bumbu mengikuti tujuh cabang olahraga Dari delapan
cabang yang di lombakan. Mereka yang mewakili Tanah Bumbu pada O2SN SMP
tersebut, merupakan pelajar terbaik yang telah mengikuti seleksi, dan
mendapatkan training centre dari guru olahraga.
“Kami mohon dukungan
dan doanya dari masyarakat Tanah Bumbu, karena peraih medali emas akan bersaing
di Jakarta untuk ajang tingkat nasional yang diperkirakan berlangsung bulan September
2016 nanti, ” pintanya.
(K) Laporan: Riyadi
Referensi
15
Jokowi: 100 Ribu Sekolah Belum Punya Peralatan Pendidikan
Presiden
Joko Widodo (Jokowi) akan merombak (reshuffle) kembali jajaran kabinet
kerjanya. Lalu siapakah yang diganti dan masih bertahan? (Foto:
Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com,
Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin
rapat terbatas membahas efektivitas belanja pendidikan dan kesehatan pada APBN. Jokowi menilai, anggaran
besar tidak sejalan dengan hasil yang dicapai.
Untuk
dunia pendidikan, Jokowi mencatat dari 1,8 juta ruang kelas hanya 466 ribu
dalam kondisi yang baik. Begitu juga dengan kondisi sekolah di Indonesia.
"Dari
212 ribu sekolah, ada 100 ribu sekolah yang belum memiliki peralatan
pendidikan," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu
(5/10/2016).
Karena
itu, Jokowi memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendi segera melakukan perbaikan.
Selain itu, berbagai program pemerintah harus dipastikan berjalan dengan baik.
"Saya
minta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menuntaskan distribusi Kartu Indonesia
Pintar dan pastikan bahwa kartu itu betul-betul menjangkau siswa-siswa miskin
dan tepat sasaran. Infrastruktur pendidikan juga harus diperbaiki,"
pungkas Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar