Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hai sobat, bertemu lagi nih bersamaku Inayah Al
Ilahiyah.
Btw, Aku mau bagi ilmu sobat buat kalian semua.
Semoga, ilmu ini bisa berguna dan bermanfaat buat kalian terutama yang
membutuhkannya.
Perbedaan
Info Media dengan Berita
Info media Adalah potongan
pesan atau kumpulan pesan awal yang disampaikan seseorang dan diterima oleh
sebuah institusi media.
Berita Adalah kumpulan
info media yang telah dicek kebenarannya dan diverifikasi sebelum disampaikan
kepada publik/masyarakat luas.
Perbedaan Pers dan MEDSOS
NO
|
Perbedaan
|
Produk Pers
|
Produk Media Sosial
|
1
|
Hasil
/Output
|
Berita
|
Info
|
2
|
Cara
produksi
|
Kompetensi
wartawan
|
Komunikasi
siapa saja
|
3
|
Kerja
|
Tim
redaksi, ada standarisasi
|
Individual
|
4
|
Tanggung
jawab
|
Adanya
pertanggungjawaban
|
Tidak
ada pertanggungjawaban
|
5
|
Batasan
|
Kode
etik jurnalistik
|
Tidak
ada
|
6
|
Pengelola
|
Badan
hokum
|
Bebas
dan memanfaatkan kemudahan teknologi
|
7
|
Identitas
|
Ada
penanggungjawab dan alamat
|
Bisa
dipalsukan
|
8
|
Cara
penyampaian pesan
|
Media
cetak, media online, tv, dan radio
|
MEDSOS
(twitter, facebook, wa, line, path, instagram)
|
9
|
Sumber
yang digunakan
|
Sumber
resmi
|
Bisa
resmi. bisa tidak jelas sumbernya, bisa hasil rekayasa
|
Sejarah Maraknya Berita Hoax
di Indonesia
Banyak berita “gorengan”
jelang pilihan legislatif dan pilihan presiden 2014. Sejumlah pemilik media
membuat partai/masuk partai dan menggunakan medianya untuk berkampanye.
Kemudian ada sejumlah partai membuat media baru. Banyak wartawan ikut jadi
caleg atau jadi joki politik. Sejumlah wartawan merangkap jadi tim sukses. Politisi
menarik-narik wartawan, mengunjungi media/organisasi wartawan. Publik
kehilangan kepercayaan terhadap netralitas pers dan kebenaran isi media.
MEDSOS Menjadi Alternatif
Pada saat informasi media
mainstream tak bisa dipercaya, masyarakat mencari alternatif dari media sosial.
Media sosial semacam twitter dan facebook yang awal mulanya diciptakan untuk
membuat update status atau menemukan kembali teman-teman lama yang berpisah
berubah menjadi sarana seseorang menyampaikan pendapat politik, mengomentari
pendirian orang lain.
MEDSOS
Menjadi Penyebar Hoax
Grup media sosial (seperti
whats app) menjadi pas karena si X mendapatkan info dari sahabatnya si Y (yang
dikenai si Y). Info saling dipertukarkan dan diteruskan ke grup baru tanpa
mempersoalkan dari mana asal info yang diforward tersebut.
Media sosial berubah
fungsi menjadi ajang orang bertikai. Berita hoax marak.. Sejumlah orang membuat
akun-akun palsu. Berita hoax marak pada saat tensi politik tinggi (menjelang PILEG,
PILPRES, PILKADA).
Viral Kemarahan Akibat Hoax
Kabar bohong atau hoax
beredar di dunia maya, disebar dari satu akun kea kun lain, berpindah dari
facebook ke twitter, twitter ke whats app grup dan dalam beberapa jam tanpa
diteahui siapa yang pertama menyebarnya, pesan itu telah mengundang amarah atau
rasa takut pengguna.
Media Mainstream dan MEDSOS
Mayoritas wartawan saat
ini ternyata memilih jalan paling mudah untuk menulis, menemukan ide berita,
sekaligus menverifikasi sebuah fakta hanya dengan mengandalkan sumber media
sosial.
Data Media Terakhir
Menurut perkiraan di
Indonesia kini ada sekitar 2.000 media cetak. Namun dari jumlah tersebut hanya
321 media cetak yang memenuhi syarat disebut sebagai media profesinal (Data
Pers 2015).
Sedangkan media
online/siber diperkirakan mencapai angka 43.300, tapi yang tercatat sebagai
media professional yang lolos verifikasi hanya 168 media online saja (menyusut
dari data 2014 yang mencapai 243 media online). Selain itu hingga akhir 2014
tercatat ada 674 media radio dan 523 media televisi.
Berita Bermasalah
Berita bermasalah dibagi
menjadi tiga, diantaranya adalah;
1.
Berita abal-abal
· Cara
: membuat berita miring, memojokkan, menuduh.
· Tujuan
: pihak yang diserang mengajak ber”damai”, memasang iklan atau berlangganan.
· Pembuat
: wartawan abal-abal.
2.
Berita buzzer
· Cara
: membuat berita untuk tujuan tertentu dan kemudian disebarluaskan melalui
media sosial.
· Tujuan
: mendapatkan pengikut dan memenangkan opini.
· Pembuat
: pihak yang dibayar oleh pemilik kepentingan.
3.
Berita hoax
· Cara
: berita bohong sengaja dibuat agar jadi perbincangan di masyarakat.
· Tujuan
: mendapatkan keuntungan karena banyak orang meng“klik” situs dan memforward
berita.
· Pembuat
: amatir yang mencari keuntungan, orang iseng, kelompok bayaran.
Ragam Media Online/Cetak
Bisa dibedakan dalam 4
kuadran
Kuadran
|
Gambaran
Media/Model Jurnalisme
|
Pertama
|
1. Memiliki
status jelas (terverifikasi di dewan pers)
2. Ada
penanggungjawab dan alamat redaksi
3. Memenuhi
syarat UU dan peraturan DP
4. Dikelola
oleh wartawan berkompeten
5. Isi
menaati KEJ
6. Membela
kepentingan umum (dan menjalan fungsi pers secara benar)
|
Ke
dua
|
1. Status
kurang jelas (belum memenuhi syarat badan hokum, sebagaian terdaftar di DP)
2. Tapi
isinya menaati KEJ dan menjalankan
fungsi pers secara benar
3. Menjalankan
fungsi jurnalistik dengan benar, sebagaian memiliki penanggungjawan dan
mencantumkan alamat redaksi
|
Ke
tiga
|
1. Status
tak jelas (juga tak terdaftar di DP)
2. Tak
mencantumkan penanggungjawab dan alamat redaksi
3. Bermuatan
negatif
4. Beritanya
berisi kebohongan dan memutar balik fakta
5. Mengumbar
isu SARA
|
Ke
empat
|
1. Status
terdaftar atau terverifikasi di DP
2. Secara
konten tak sesuai dengan standard jurnalistik
3. Banyak
melanggar KEJ
|
Upaya Dewan Pers
1.
Mengembalikan
otoritas pemegang kebenaran faktual kepada media mainstream.
2. Memberikan logo/QR
code (tanda media terverifikasi) kepada media media yang terverifikasi di dewan
pers.
3. Memberlakukan
standar kompetensi wartawan/jurnalis.
Penyalahgunaan IPTEK
1. Sarana teknologi
tidak digunakan untuk memajukan kemanusiaan, tapi digunakan untuk hal-hal negatif.
2.
Ilmu pengetahuan
dan teknologi disalahgunakan untuk hal-hal negatif.
3. Negara harus
melakukan sesuatu untuk mencegahnya.
Dewan Pers Mendukung
Masyarakat Anti Hoax
1. Hal ini adalah
upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada berita-berita yang benar.
2. Upaya mengembalikan
otoritas kebenaran faktual media arus utama.
3. Mengembalikan
kepercayaan pada profesi jurnalis.
Udah
dulu ya sobat, untuk hari ini. Aku minta maaf, apabila
ada kata-kata yang kurang berkenan dihati kalian. Karena, kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. semata. Aku tunggu sobat, saran dan koment dari kalian karena dengan itu,
Aku bisa memperbaiki penulisanku ini. Sampai berjumpa lagi sobat, dipertemuan
yang akan datang. See you.
Wasslamu’alaikum
Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar