Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Hai sobat, bertemu lagi nih
bersamaku Inayah Al Ilahiyah.
Btw, Aku mau bagi ilmu sobat buat
kalian semua. Semoga, ilmu ini bisa berguna dan bermanfaat buat kalian terutama
yang membutuhkannya. Kali ini sobat, Aku akan membagi ilmu ke kalian semua
tentang penulisan berita.
A. Penulisan
Judul Berita
Judul berita, disebut juga kepala
berita atau handline news, harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tampak menarik dan “hidup”. Membuat judul lebih “hidup” dan lebih menarik
perhatian, lazim dibuat dengan menanggalkan prefiks me- atau prefiks ber-
yang ada pada verba atau kata kerjanya; padahal pada bahasa ragam baku
kedua prefiks itu harus ditampilkan. Ada yang mengatakan bahwa penanggalan
prefiks ber- dan prefiks me- adalah dalam rangka “hemat bahasa”
karena salah satu ciri utama bahasa jurnalistik adalah menggunakan bahasa
secara hemat, yang mereka sebut “ekonomi bahasa”. Namun, menurut Rosihan Anwar
(1991), seorang tokoh wartawan senior Indonesia, hal itu tidak seratus persen
benar. Menurutnya, penanggalan prefiks ber- dan me- pada judul
berita adalah semata-mata untuk menjadikan judul berita menjadi tampak lebih
“hidup” dan menarik. bila prefiks itu tidak ditanggalkan, maka judul itu
menjadi tampak formal, kurang hidup dan kurang menarik karena seperti dalam
penggunaan bahasa biasa. Rosihan Anwar (1991) menyatakan bahwa judul berita
harus dalam kalimat aktif. Dengan demikian dalam judul itu ada sebuah verba.
Tanpa verba, judul berita itu menjadi “mati”, tidak “hidup”. Judul berita tanpa
verba itu lazim disebut “judul berita merek/cap”.
Dalam dunia jurnalistik ada
ungkapan terkenal tentang judul berita. Bunyinya Man Bite Dog (orang
menggigit anjing), yang menurut Rosihan Anwar (1991) judul kelas wahid. Karena
yang biasa terjadi adalah “anjing menggigit orang”, bukan orang menggigit
anjing. Kalau ada anjing menggigit orang bukanlah berita; tetapi kalau
sebaliknya, barulah merupakan berita besar. Selain itu, judul berita juga harus
mencerminkan isi berita yang ditulis dalam kalimat yang ringkas dan padat itu
(yang menjadi judul berita) terangkum informasi yang diutarakan pada isi
berita. Dalam membuat judul berita juga tidak boleh memberi makna ganda (ambigu)
pada isi berita. Ketentuan lain, judul berita hanya harus berkenaan
dengan fakta-fakta yang ada dalam berita. Jadi, segala sesuatu yang berkenaan
dengan pendapat atau opini, komentar atau ulasan, harus dibuang dari judul
berita. Andaikata si penulis berita ingin menyampaikan pendapatnya atau opini
sendiri mengenai berita yang ditulisnya, maka pendapat atau opini itu
diletakkan pada paragraf dari badan berita.
Judul-judul panjang seperti
ini lazim dibuat oleh koran atau majalah yang disebut the yellow paper atau
the yellow journal, yaitu koran atau majalah yang biasa membuat berita
sensasi. Jadi, prinsip hemat tempat pada koran kuning (yellow paper) ini
memang tidak ada. Yang penting menarik pembaca; dan daya jualnya meningkat.
B. Penulisan
Teras Berita
Dalam jurnalistik Indonesia
ada beberapa istilah untuk menyebut teras berita (dalam bahasa inggris
adalah lead), yaitu pengantar berita, awal berita, dan intro.
Dalam buku ini digunakan istilah teras berita, istilah yang ditetapkan
oleh kantor berita “Antara” (Rosihan Anwar 1991).
Teras berita adalah bagian
yang penting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraf pertama di
bawah judul berita. Teras berita dapat berupa sebuah kalimat atau beberapa
kalimat (dua atau tiga buah kalimat) yang terikat pada sebuah paragraf. Teras
berita ini harus menarik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek.
Teras berita harus
menggambarkan isi berita pada tubuh berita (detail). Karena itu, sebuah
teras berita meskipun ditulis dalam kalimat-kalimat singkat harus membuat unsur-unsur
5W+1H. Unsur mana yang harus ditonjolkan: apakah unsur what, who, why,
where, when memang banyak pendapat dengan berbagi alasan. Namun, kecenderungan untuk menonjolkan unsur who
dalam teras berita. Lebih-lebih kalau who itu adalah seorang tokoh
masyarakat, tokoh nasional, tokoh internasional, atau juga seorang selebritas
terkenal. Kebanyakan jurnalis menganggap teras berita dengan menonjolkan unsur who
pasti paling terpenting.
Untuk dapat menulis teras
berita yang baik kiranya “Pedoman Penulisan Teras Berita” yang disepakati dalam
Karya Latihan Wartawan (KLW) ke-13 PWI Pusat pada bulan Oktober 1977 patut
diperhatikan. Pedoman tersebut terdiri dari sepuluh butir, yaitu:
1.
Teras berita yang menempati paragraf
pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita, yang dapat terdiri lebih
dari satu kalimat; akan tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi 3 buah kalimat.
2.
Teras berita jangan melebihi
dari 30 sampai 45 buah kata. Teras berita yang singkat, hanya terdiri dari 25
buah kata atau kurang dari itu adalah lebih baik.
3.
Teras berita harus ditulis
sedemikian rupa sehingga:
a)
Mudah ditangkap dan mudah
dimengerti; mudah diucapkan depan radio dan televisi; dan mudah diingat.
b)
Kalimat-kalimatnya singkat;
sederhana susunannya, dengan mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa;
jadi, menjauhkan kata-kata mubazir.
c)
Melaksanakan prinsip “satu
gagasan dalam satu kalimat”.
d) Tidak
memuatkan sekaligus semua unsur 5W dan 1H (what, who, when, where, why, dan
how).
e)
Dibolehkan memuat lebih dari
satu unsur 5W+1H.
4.
Hal-hal yang tidak begitu
mendesak, tetapi berfungsi sebagai penambah keterangan, hendaknya dimuat dalam
badan berita.
5.
Dalam teras berita, sebaiknya
mengutamakan unsur who. Unsur apa itu diberikan dalam ungkapan kalimat
yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan atau mengintisarikan kejadian yang
diberikan.
6.
Teras berita dapat dimulai
dengan unsur who apabila unsur itu adalah seorang tokoh di bidang
kegiatan dan lapangannya. Akan tetapi kalau unsur who itu tidak terlalu menonjol sebaiknya tidak
dipakai dalam permulaan berita.
7.
Teras berita jarang
menggunakan unsur where pada
permulaanya; sebab unsur waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam
suatu kejadian.
8.
Urutan unsur dalam teras
berita sebaiknya unsur where dulu, baru kemudian disusul unsur when.
9.
Unsur how dan unsur why
diuraikan dalam badan berita; tidak dalam teras berita.
10.
Teras berita dapat dimulai
dengan kutipan pernyataan seseorang, asalkan kutipan itu bukan suatu kalimat
yang panjang. Lalu, dalam paragraf berikut segera ditulis nama orang itu dan
tempat serta kesempatan dia membuat pernyataan.
C. Penulisan
Badan dan Penulisan Berita
Pada badan berita merupakan
penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras berita. Untuk bagian
penutup, mungkin dikemukakan akan adanya harapan.
Udah dulu ya sobat, untuk hari ini. Aku minta maaf, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dihati kalian. Karena, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. semata. Aku tunggu sobat, saran dan
koment dari kalian karena dengan itu, Aku bisa memperbaiki penulisanku ini.
Sampai berjumpa lagi sobat, dipertemuan yang akan datang. See you.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Kak, aku boleh tau sumber untuk pembahasan mengenai teras beritanya? atau itu memang ada di buku Rosihan Anwar? Terima kasih
BalasHapus