Senin, 06 Maret 2017

Mengenal Jurnalistik



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hai sobat, bertemu lagi nih bersamaku Inayah Al Ilahiyah.

Kali ini, Aku akan membahas tentang pengalamanku mendapatkan ilmu tentang sejarah jurnalistik didunia. Bayangkan sobat, didunia? Wah, pasti seru kan sejarahnya.

Gimana sobat, ingin tau tidak tentang asal usulnya? Tenang sobat, yang dibahas dari sejarah jurnalisme sebelum adanya mesin cetak, abad ke-15, abad ke-18, abad ke-20, dan pastinya yang sudah menjadi populer seperti sekarang, Seperti halnya kita langsung bisa mencari berita atau informasi di internet. Oke, Aku mulai ya sobat ceritanya.

Di hari senin kemarin, tepatnya tanggal 06 Maret 2017 semua kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya yang mana sebelumnya bu Artika selaku dosen mata kuliah jurnalistik membagi kelompok dengan materi yang sudah ditentukan sebelumnya. Kelompok pertama mendapatkan materi “Journalism before the invention of guterberg machine”. Kelompok kedua mendapatkan materi “15th century journalism”. Kelompok ketiga mendapatkan materi “18th century journalism”. Kelompok keempat mendapatkan materi “20th century journalism”. Dan terakhir kelompok kelima mendapatkan materi “Journalism after internet was popular”.

Gimana sobat materi-materinya? Sangat menakjubkan bukan? Apakah sobat penasaran akan asal usulnya? Oke, kita akan bahas satu persatu.

Sejarah jurnalistik terjadi pada zaman romawi kuno yang dimulai pada masa kekuasaan Julius Caesar (100-44 SM). Dikenal dengan sebutan "Acta Diurna", yaitu papan pengumuman yang diyakini  sebagai jurnalistik pertama di dunia. Julius Caesar juga dikenal dengan "Bapak Press Dunia". papan pengumuman itu ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut "Forum Romanum" (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Berita di "Acta Diurna" kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para "Diurnarii", yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan "Acta Diurna" itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan.

Pada abad ke-15, muncullah media-media diantaranya adalah mesin cetak dan mesin teknologi. Mesin cetak yang meliputi kertas, buku dan surat kabar sedangkan mesin teknologi meliputi mesin cetak. Karakteristik media pada abad ke-15 ini adalah media seyoganya tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak wewenang yang ada, media selamanya harus tunduk pada penguasa yang ada, media seyogyanya menghindari perbuatan yang menentang nilai-nilai moral dan politik atau dominan mayoritas, penyensoran dapat dibenarkan untuk menerapkan prinsip-prinsip yang dianut, wartawan atau atau ahli media lainnya tidak memiliki kebebasan didalam organisasi medianya, dan kecaman yang tidak dapat diterima terhadap penguasa, penyimpangan dari kebijaksanaan resmi, atau perbuatan yang menentang kode moral dipandang sebagai perbuatan pidana.

Pada abad ke-18, jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik ketimbang sebuah profesi. Komentar-komentar tentang politik, misalnya sudah bermunculan pada masa ini. Demikian pula ketrampilan desain/perwajahan mulai berkembang dengan kian majunya teknik percetakan. Pada abad ini juga perkembangan jurnalisme mulai diwarnai perjuanagn panjang kebebasan pers antara wartawan dan penguasa.Pada abad ini juga penerbitan surat kabar dan majalah untuk publik muncul pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris, dan Amerika Serikat.

Pada abad ke-20, ditandai dengan adanya pers yang mengalami perkembangan sangat baik terlihat dari terlahirnya berbagai surat kabar, internet mulai berkembang, ditemukannya televisi oleh John Logie Baird pada tahun 1925, teknologi E-mail mulai berkembang, muncul ide dari Tim Berners-Lee dengan world wide web pada tahun 1990, dan munculnya handphone telah membawa perubahan besar dalam kehidupan

Setelah mengalami perjalanan yang panjang, jurnalisme semakin populer. Hal ini ditandai dengan adanya jurnalisme online dan berbagai macam media sosial, Jurnalisme online  sendiri adalah Jurnalisme yang memanfaatkan internet sebagai medianya sehingga dapat diakses secara global ke seluruh dunia. Karakteristik jurnalisme online adalah unlimited space, audience control, nonlienarity, storage and retrieval, immediacy, multimedia capability, dan interactivity.

Selain mendapatkan materi tentang semua itu, bu Artika mengisi kejenuhan kita dengan menayangkan video tentang asal usul jurnalistik. Sayangnya sobat, Aku dan semua teman kelasku tidak mengerti akan hal itu, karena videonya menggunakan bahasa inggris. Untungnya, bu Artika menceritakan kembali akan hal itu kepada semuanya. Selain itu, bu Artika juga memberitahu dan menjelaskan kepada kita akan perbedaan jurnalistik, jurnalisme, dan jurnalis.

Apakah sobat tahu akan perbedaannya? Ayo, siapa yang bisa? Kalau ada yang bisa jawab. Bisa komen dibawah sini.
Sebelumnya, Aku akan menjawab dulu perbedaan jurnalistik, jurnalisme, dan jurnalis.

Asal segi kata, jurnalisme berasal dari istilah “jurnal” dan “isme”. Jurnal adalah laporan. Isme artinya paham atau ajaran. Sedangkan jurnalistik dari asal kata “jurnal” dan “istik”. Jadi arti jurnalisme sendiri adalah “paham jurnal” dan jurnalistik merupakan “hal wacana perihal jurnal”. Jurnalistik meliputi kegiatan peliputan sampai pada penyebarannya pada rakyat. Jurnalisme lebih kepada cara kerja, sedangkan jurnalistik lebih pada sifatnya.
Sedangkan jurnalis atau wartawan adalah seorang yang melakukan jurnalisme yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dimuat di media massa secara teratur



Udah dulu ya sobat, pengalaman ku hari ini. Semoga pengalaman yang Aku bagikan hari ini bermanfaat buat kalian semua. Aku juga minta maaf, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati kalian. Karena, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. semata. Aku tunggu sobat, saran dan koment dari kalian karena dengan itu, Aku bisa memperbaiki penulisanku ini. Sampai berjumpa lagi sobat, dipertemuan yang akan datang. See you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar