Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hai sobat, bertemu lagi nih bersamaku Inayah Al
Ilahiyah.
Kali ini, Aku akan membahas tentang pengalamanku
mendapatkan ilmu tentang sejarah jurnalistik didunia. Bayangkan sobat, didunia?
Wah, pasti seru kan sejarahnya.
Gimana sobat, ingin tau tidak tentang asal
usulnya? Tenang sobat, yang dibahas dari sejarah jurnalisme sebelum adanya
mesin cetak, abad ke-15, abad ke-18, abad ke-20, dan pastinya yang sudah menjadi
populer seperti sekarang, Seperti halnya kita langsung bisa mencari berita atau informasi di
internet. Oke, Aku mulai ya sobat ceritanya.
Di hari senin kemarin, tepatnya tanggal 06
Maret 2017 semua kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya yang mana
sebelumnya bu Artika selaku dosen mata kuliah jurnalistik membagi kelompok
dengan materi yang sudah ditentukan sebelumnya. Kelompok pertama mendapatkan
materi “Journalism before the invention of guterberg machine”. Kelompok kedua
mendapatkan materi “15th century journalism”. Kelompok ketiga
mendapatkan materi “18th century journalism”. Kelompok keempat
mendapatkan materi “20th century journalism”. Dan terakhir kelompok
kelima mendapatkan materi “Journalism after internet was popular”.
Gimana sobat materi-materinya? Sangat
menakjubkan bukan? Apakah sobat penasaran akan asal usulnya? Oke, kita akan
bahas satu persatu.
Sejarah jurnalistik terjadi pada zaman romawi kuno
yang dimulai pada masa kekuasaan Julius Caesar (100-44 SM). Dikenal dengan sebutan "Acta Diurna", yaitu papan pengumuman yang diyakini sebagai jurnalistik pertama di dunia. Julius Caesar juga dikenal dengan "Bapak Press Dunia". papan pengumuman itu ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut "Forum Romanum" (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Berita di "Acta Diurna" kemudian disebarluaskan. Saat itulah muncul para "Diurnarii", yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan tentang hasil rapat senat dari papan "Acta Diurna" itu setiap hari, untuk para tuan tanah dan para hartawan.
Pada abad ke-15, muncullah media-media diantaranya
adalah mesin cetak dan mesin teknologi. Mesin cetak yang meliputi kertas, buku
dan surat kabar sedangkan mesin teknologi meliputi mesin cetak. Karakteristik
media pada abad ke-15 ini adalah media seyoganya tidak melakukan hal-hal yang
dapat merusak wewenang yang ada, media selamanya harus tunduk pada penguasa
yang ada, media seyogyanya menghindari perbuatan yang menentang nilai-nilai moral
dan politik atau dominan mayoritas, penyensoran dapat dibenarkan untuk
menerapkan prinsip-prinsip yang dianut, wartawan atau atau ahli media lainnya
tidak memiliki kebebasan didalam organisasi medianya, dan kecaman yang tidak dapat diterima terhadap penguasa, penyimpangan dari
kebijaksanaan resmi, atau perbuatan yang menentang kode moral dipandang sebagai
perbuatan pidana.
Pada abad ke-18, jurnalisme lebih merupakan
bisnis dan alat politik ketimbang sebuah profesi. Komentar-komentar tentang
politik, misalnya sudah bermunculan pada masa ini. Demikian pula ketrampilan
desain/perwajahan mulai berkembang dengan kian majunya teknik percetakan. Pada
abad ini juga perkembangan jurnalisme mulai diwarnai perjuanagn panjang kebebasan
pers antara wartawan dan penguasa.Pada abad ini juga penerbitan surat kabar dan
majalah untuk publik muncul pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris,
dan Amerika Serikat.
Pada abad ke-20, ditandai dengan adanya pers yang
mengalami perkembangan sangat baik terlihat dari terlahirnya berbagai surat
kabar, internet mulai berkembang, ditemukannya televisi oleh John Logie Baird pada tahun
1925, teknologi E-mail mulai berkembang, muncul ide dari Tim Berners-Lee dengan world wide web pada
tahun 1990, dan munculnya handphone telah
membawa perubahan besar dalam kehidupan.
Setelah mengalami perjalanan yang panjang,
jurnalisme semakin populer. Hal ini ditandai dengan adanya jurnalisme online
dan berbagai macam media sosial, Jurnalisme online sendiri adalah Jurnalisme yang memanfaatkan internet sebagai
medianya sehingga dapat diakses secara global ke seluruh dunia.
Karakteristik jurnalisme online adalah unlimited space, audience control, nonlienarity, storage and retrieval, immediacy, multimedia
capability, dan interactivity.
Selain mendapatkan materi tentang semua itu, bu
Artika mengisi kejenuhan kita dengan menayangkan video tentang asal usul
jurnalistik. Sayangnya sobat, Aku dan semua teman kelasku tidak mengerti akan
hal itu, karena videonya menggunakan bahasa inggris. Untungnya, bu Artika
menceritakan kembali akan hal itu kepada semuanya. Selain itu, bu Artika juga
memberitahu dan menjelaskan kepada kita akan perbedaan jurnalistik, jurnalisme,
dan jurnalis.
Apakah sobat tahu akan perbedaannya? Ayo, siapa
yang bisa? Kalau ada yang bisa jawab. Bisa komen dibawah sini.
Sebelumnya, Aku akan menjawab dulu perbedaan
jurnalistik, jurnalisme, dan jurnalis.
Asal segi kata, jurnalisme berasal dari istilah
“jurnal” dan “isme”. Jurnal adalah laporan. Isme artinya paham atau ajaran.
Sedangkan jurnalistik dari asal kata “jurnal” dan “istik”. Jadi arti jurnalisme
sendiri adalah “paham jurnal” dan jurnalistik merupakan “hal wacana perihal
jurnal”. Jurnalistik meliputi kegiatan peliputan sampai pada penyebarannya pada
rakyat. Jurnalisme lebih kepada cara kerja, sedangkan jurnalistik lebih pada
sifatnya.
Sedangkan jurnalis atau wartawan adalah seorang
yang melakukan jurnalisme yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita
(berupa laporan) dan tulisannya dimuat di media massa secara teratur
Udah dulu ya sobat, pengalaman ku hari ini. Semoga pengalaman yang Aku bagikan hari ini bermanfaat buat kalian semua.
Aku juga minta maaf, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati kalian.
Karena, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. semata. Aku
tunggu sobat, saran dan koment dari kalian karena dengan itu, Aku bisa
memperbaiki penulisanku ini. Sampai berjumpa lagi sobat, dipertemuan yang akan
datang. See you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar